Kuba berkabung untuk pemimpin revolusionernya dan mantan presiden Fidel Castro yang kematiannya diumumkan pada Jumat malam, sampai sembilan hari mendatang.
Jenazah pria berusia 90 tahun ini akan dikremasi dalam sebuah upacara tertutup di Havana pada Sabtu (3/12), mendatang. Bendera dikibarkan setengah tiang di gedung-gedung pemerintah di seluruh negara pulau itu, banyak masyarakat Kuba merasa berduka cita atas kehilangan seseorang yang merupakan bagian dari kehidupan mereka selama beberaba dekade.
Sejumlah pemimpin dunia telah memberikan ucapan bela sungkawa untuk ikon abad 20 ini, termasuk Indonesia.
Wakil Presiden Jusuf kalla mengatakan Indonesia memiliki hubungan yang baik dengan Fidel Castro ketika masa pemerintahan Sukarno.
"Fidel Castro dengan Bung Karno merupakan sahabat yang baik dan merupakan salah satu pendukung gerakan non-blok," jelas wapres kepada wartawan.
Presiden AS terpilih Donald Trump, bagaimanapun, menggambarkan Fidel Castro sebagai seorang "pemimpin yang kejam".
Castro berkuasa sejak 1959 dan memperkenalkans ebuah revolusi Komunis, serta mengabaikan AS selama beberapa dekade.
Pendukungnya memandangnya sebagai seorang pria yang berani menentang Amerika selama Perang Dingin dan mengembalikan Kuba kepada rakyatnya. Tetapi kritik menyebutkan Castro sebagai seorang diktator.
Di Miami, sebuah kota di AS dengan jumlah komunitas Kuba yang besar, ada perayaan setelah kematian Castro diumumkan, dengan orang menabuh panci dan bersorak.
AS memutuskan hubungan dengan Kuba dengan 1961 ditengah memanasknya Perang Dingin dan memberlakukan embargo ekonomi masih berlangsung sampai lebih dari setengah abad.
Dalam pemerintahan Presiden Barack Obama, hubungan antar dua negara menghangat dan ikatan diplomatik telah dipulihkan pada 2015.
Obama mengatakan sejarah akan "mencatat dan mengkritik dampak yang luas" dari pemerintahan Castro. Amerika mengulurkan "tangan persahabatan kepada warga Kuba", tambah dia.
Jenazah Castro akan dikremasi dan abunya akan disimpan di Kota Santiago.
Sumber : http://www.bbc.com