Warga melintas di depan masjid yang roboh usai gempa di Meuredu, Pidie Jaya, Aceh, Rabu (7/11). Selain meruntuhkan bangunan, gempa bumi berkuatan 6,4 SR ini telah menelan banyak korban jiwa |
Azan subuh belum lagi berkumandang. Sebagian warga Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Aceh pun masih terlelap tidur. Namun, tiba-tiba bumi bergoyang, dinding rumah berderak, tiang rumah patah, warga menghambur keluar rumah.
Laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) kemudian menyebutkan. Kabupaten Pidie Jaya diguncang gempa bumi tektonik berkekuatan 6,5 SR. Gempa bumi tersebut terjadi pukul 05.03 WIB, dengan pusat gempa pada 5,25 LU dan 96,24 BT. Gempa tersebut terjadi di darat pada kedalaman 15 km.
Baca Juga
BMKG juga merilis, hingga sekarang tercatat terjadi gempa susulan sebanyak 25 kali dengan kekuatan antara 3,3 sampai 4,4 skala Richter setelah terjadinya gempa berkekuatan 6,5 Skala Richter pada pukul 05.04 WIB.
Kepala BMKG Stasiun Mata Ie Eridawati mengatakan, gempa Aceh ini tergolong gempa yang guncangannya kuat, sehingga menyebabkan kerusakan bangunan dan rumah warga.
"Masyarakat diminta untuk tetap tenang dan jangan sampai terprovokasi dengan berita yang tidak benar," ujar Eridawati.
Gempa Aceh yang terjadi pagi ini membuat sebagian besar kegiatan sekolah terhenti. (Via: instagram.com/kabaraceh) |
Dia menambahkan, gempa susulan masih terus berpotensi dan akan terus terjadi hingga dua hari ke depan. Apabila ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempa tersebut merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal, atau yang dikenal dengan Sesar Samalanga. Berdasarkan peta pemetaan tektonik Aceh, tampak di zona gempa terdapat struktur Sesar Mendatar.
"Sesuai dengan analisis BMKG menunjukkan gempa bumi yang terjadi di Pidie Jaya, dibangkitkan oleh aktivitas sesar mendatar (strike-slip-fault). Dugaan kuat sesar aktif yang menjadi pembangkit gempa adalah Sesar Samalanga yang jalurnya arah barat daya-timur laut," tutur Eridawati.
Gempa yang terjadi pagi tadi tidak berpotensi terjadi tsunami. Begitu juga dengan tren kekuatan gempa bumi susulan semakin kecil. Karena itu, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan jangan panik.
Sementara itu, Bupati Pidie Jaya Aiyub Ben Abbas memperkirakan 30 persen wilayahnya mengalami kerusakan parah akibat guncangan gempa pada Rabu pagi.
"Kerusakan merata, persentase hampir 30 persen wilayah. Yang rusak rumah penduduk, masjid, gedung," kata Aiyub di Istana Negara, Jakarta, Rabu (7/12/2016).
Aiyub mengatakan, jumlah korban akibat gempa Aceh belum bisa dipastikan karena masih berkembang terus. Bupati berharap segera mendapat bantuan dalam menanggani gempa Aceh, terutama untuk rehabilitasi usai bencana.
Bupati Pidie Jaya ini juga mengatakan akan langsung balik ke daerahnya setelah acara di Istana Negara dan Kementerian Keuangan. "Dari sini masih ada acara ke Kementerian Keuangan, setelah itu saya balik ke Aceh," kata Aiyub.
Sementara itu, guna mempercepat proses tanggap darurat bencana gempa, Gubernur Aceh menetapkan status Tanggap Darurat Bencana selama 14 hari, mulai 7-20 Desember 2016. Keputusan itu tertuang dalam surat Nomor 39/PER/2016.
Masa tanggap darurat ini berlaku untuk tiga kabupaten, yaitu Kabupaten Pidie Jaya, Pidie, dan Bireuen. Penetapan tanggap darurat diperlukan untuk memudahkan penanganan darurat dan kemudahan akses menggunakan potensi sumber daya yang ada.
Sumber : liputan6.com